Sunday, December 22, 2013

22/12/13 - "destroyed"

World,


It's christmas time... and it's almost my birthday... but i'm not okay. Something went wrong. I'm not okay. And i'm tired of pretending that i'm okay. I've been strong for too long.

Just wake me up when it's all over. I'm scared.



~ A kiddo ~

Saturday, November 16, 2013

Mr. Nice Guy

Girls,

Mr. Nice Guy is not a myth. There is a handsome, tall, nice, polite & romantic guy on earth for you. And no, he's not married. He's not gay. He's not jobless. And he doesn't have a small, lazy dick plus STD. He's almost perfect.

This guy... He treated me like a princess. He looked me in the eyes and told me the sweetest things i've ever heard like, "you can go wherever you want, whenever you want and with whoever you want, but please just don't hurt my feelings, please respect me as your boyfriend" or "even if you lie to me, i will still believe whatever comes out of your mouth. Will always do" or funny-cute things like "yes, i really wanna touch you, but if you're not ready yet, i'll wait. Meanwhile, let's get out of this room and find a better place for me so i cannot think of it".

Yes, Mr. Nice Guy is not a myth. But 'me-bending-down-on-my-knees-for-a-man' is just a myth. I'm a coward. When things get serious, i run away. It's my default nature. And i'm not proud of it. In fact, i'm feeling sad at the moment.



PS: I dumped Mr. Nice Guy a month ago.



Tuesday, June 25, 2013

Dear "The Sad Little Girl"



Just wanna give you the cutest doll and the sweetest lollipop
Just wanna hold you tight
Just wanna wipe away all of your tears
Just wanna tell you,

"stop crying in your sleep... everything's gonna be alright...you're gonna be a pretty, smart and tough girl...and one day.... one day, you're not gonna be sad anymore."






*for a very special little girl*
:)

Matahari Pagi


Suatu saat kalian akan terbangun karena matahari yang menyeruak melalui jendela kamar kalian, lalu menyentuh wajah kalian yang tengah terlelap. Saat kalian membuka mata, mungkin ada 'pause' sejenak, karena mungkin beberapa dari kalian baru saja kehilangan kebahagiaan dalam hidup kalian, lalu kalian merasa beban hidup di pundak atau luka di hati membuat kalian teramat pilu untuk berjalan tegak dan beraktivitas.

Tapi..... matahari pagi terlalu indah untuk dilewatkan. Selalu terlalu indah.

Tidak apa-apa sesekali mengubur pilu hanya di tempat tersembunyi. Tidak apa-apa sesekali menutupi rasa lelah. Tidak apa-apa sesekali mengabaikan penghiburan.


Bangun, dan nikmatilah sinar matahari pagi. Karena meski selalu ada ujung hari dimana matahari terbenam dan kalian mulai kehilangan cahaya, ia akan selalu kembali di pagi hari.

Selalu kembali....






*untuk 'kamu' yang mengalami malam panjang*

Monday, June 10, 2013

Dialog Sampah?



[Read carefully the conversations written below]

CONVO I
A: "Gue pengen nyobain ML deh, tapi gue takut. Gue takut nantinya bakal suami gue nggak bisa nerima gue karena gue udah nggak perawan pas malam pertama."
B: "Lah, elo kok udah yakin kalau suami elo nolak elo kalau elo nggak perawan?"
A: "Well, kan pasti gue ntar dianggap cewek nggak bener.."
B: "Mungkin karena elo sendiri berpikir bahwa cewek yang udah nggak perawan sebelum pernikahan resmi itu nggak bener, jadinya elo takut orang berpikir sama seperti elo?"
A: "Yah...ini Indonesia kali. Semua pelaku free sex pasti dianggap nggak bener."
B: "Lebih tepatnya, semua yang menentang agama dianggap nggak benar. Agama jadi sumber hukum kita. Perkara kenti dan meki jadi sesuatu yang tabu dibicarakan. Pertukaran lendir pra nikah meski dilakukan dengan sadar oleh kedua belah pihak (dan seharusnya terhitung hak masing-masing orang yang sudah dewasa)selalu jadi dosa sosial - perkara negara - hukum negara. Padahal, seks itu 'nyaris' tidak merugikan orang banyak, jika dilakukan dengan tanggung jawab sebagai orang dewasa. Jauh berbeda dari korupsi, penipuan, pemerkosaan, pengedaran obat terlarang, fitnah, dll."
A: "Well, kita bukan negara sebebas Amerika.."
B: "Dan seharusnya kita bukan negara agama. Meskipun begitu, gue ngehormatin keputusan orang untuk tidak melakukan hubungan seksual pra nikah, seharusnya begitu sebaliknya."
A: "Iya sih...gue takut tapi pengen nyobain. Pengen nyobain tapi takut."
B: "Ya, jangan dilakukan kalau nggak mau atau nggak siap mental. Eh, tapi gue mau nanya ama elo, seandainya suami elo nantinya ternyata nggak virgin, elo gimana?"
A: "Lah, tau cowok masih virgin atau nggak gimana?"
B: "Nggak, ini perkara prinsipil aja. Anggap aja elo tahu. Nah, kalau elo tahu dia nggak virgin, elo masih mau nerima?"
A: "Yah...kan kalau cowok mah beda. Kalau gue cinta mah gue terima-terima aja."
B: "Nah, seharusnya cowok juga berpikiran yang sama kan kalau memang cinta? Nggak mengukur dari keperawanan?"
A: "Tapi patokan cowok di Indonesia masih banyak yang gitu. Parahnya, cewek ketahuan kalau udah nggak perawan lagi, beda ama mereka."
B: "Well, for me, it's f*cking easy to dump a selfish-shallow-jerk dude like that, in fact, itu bahkan membantu untuk mengerti kadar cinta calon pasangan abadi elo. Kalau dia egois, well, jelas dia bukan orang yang layak untuk dinikahi. Tapi sekali lagi, itu semua pilihan. Jangan melakukan sesuatu hanya untuk terlihat keren, westernish, modern dan semacamnya. Baik pelaku free zex ataupun nggak harusnya sama-sama tidak saling memaksa orang untuk masuk kubu masing-masing. Karena sex jika dilakukan dua pihak dengan kesadaran penuh, tidak seharusnya masuk perkara kriminal."
-----JEDA-----
B: "Well, gue selalu bertanya-tanya, jika seks dilakukan dengan aman antara dua orang yang cukup umur, tidak terikat dengan pasangan lain, tanpa paksaan, tanpa kekerasan dengan tidak melibatkan orang lain di tempat pribadi milik mereka sendiri.......apa yang membuat orang berteriak keras menentang itu?"
A: "Tuhan dan agama?"
B: "Bukti bahwa penghakiman agama lebih banyak dilakukan oleh manusia dibanding Tuhan sendiri. :)"



CONVO II
C: "Elo kenapa nggak cepat merit?"
D: "Belum siap mental."
C: "Nggak takut nanti semakin tua kasian anak elo? Ntar elo umur 40, anak elo baru 3 tahun?"
D: "Soal anak, tabungan masa depan anak bisa disiapkan sejak dini sebelum menikah. Soal adaptasi dengan gaya pemikiran anak, tergantung seberapa cerdas elo menerima dan memahami sesuatu. Bukan karena batas usia. Lagipula, bisa saja justru orang-orang yang tidak cepat menikah itu pecinta anak-anak dan lebih bijaksana toh?"
C: "Sorry, tapi seandainya elo meninggal saat anak elo masih kecil karena telat menikah?"
D: "Itu bisa terjadi kapanpun dengan siapapun. Lagipula, ini masalah cara mengajarkan anak untuk tetap optimis ke depan. Sekali lagi, tidak terkait umur."
C: "Kesannya egois bukan? Kan kasihan anak?"
D: "Loh, kalau elo menikah cepat, tidak benar-benar merasa siap dan hubungan elo ternyata nggak langgeng, resiko soal anak juga tetap ada toh?"
C: "Tapi kan juga bisa lebih cepat jadi bahan pelajaran dan lebih banyak waktu untuk dikoreksi dibanding yang menikah tua."
D: "Actually, bagaimana menyiapkan masa depan anak, bersosialisasi dengan anak dan membentuk karakter anak serta membina hubungan yang baik dengan suami tidak harus dilakukan berdasarkan batasan umur. Tetapi lebih kepada kesiapan batiniah dan....balik lagi ke kecerdasan. Sayangnya di Indonesia dan beberapa negara lainnya, pernikahan menjadi syarat komunitas, gengsi sosial, lambang kedewasaan. Jika tidak dilakukan secepatnya, maka konsekuensi dianggap tidak laku dan tuduhan-tuduhan lainnya menjadi muncul. Itu makanya banyak orang kita yang memilih cepat menikah untuk mendapat penerimaan sosial dan aktualisasi diri. Karena sudah tradisi jaman dulu, terbawa jadi seolah syarat mutlak dalam kisaran umur tertentu. Takut jika tidak menikah cepat, tidak sesuai dengan standar 'normal' masyarakat. Padahal, standarnya sendiri sudah salah."
C: "Maksudnya standar umur?"
D: "Lebih tepatnya, standar menikah karena batasan umur."
C: "Tapi kan nggak semua menikah karena gengsi sosial?"
D: "Memang nggak semua, tapi banyak yang begitu dan mungkin mereka sendiri nggak sadar kalau sebenarnya mereka memberi patokan menikah cepat karena sekedar gengsi sosial."



CONVO III
E: "F kalau sudah besar nanti mau jadi apa?"
F: "F mau jadi doktel!"
E: "Kalau G?"
G: "G juga mau jadi doktel"
H: "Kalau H mau jadi pengusaha dong, bial kaya!"
F: "F juga kalau nggak jadi doktel maunya jadi olang kaya kok!"
E (memandang ke rekan sesama guru, I, kemudian berbisik di telinga I): "Sadar nggak kalau hampir semua anak kecil di Indonesia bercita-cita menjadi dokter atau pengusaha? Sepertinya ini cita-cita wajib semua anak kecil disini yah? Apa orang tua mereka nggak memberi informasi bahwa ada banyak profesi terhormat di dunia untuk dicita-citakan?"
I: "Well, mungkin karena anak kecil belum menemukan jati diri sendiri, jadi belum benar-benar tahu mau jadi apa."
E: "Jadi kenapa mereka serempak mau jadi dokter atau pengusaha? Ini dua profesi yang paling beken sejak bayi lahir kayaknya yah? Penanaman ambisi orang tua sejak dini atau memang sekedar trend anak kecil?"
I dan E: "hahahahaha..."



CONVO IV
J: "Lo ntar kuliah mau ngambil apa?"
K: "Belum tau nih masih bingung.."
L: "Gue mau ambil yang nggak terlalu susah aja ah, mungkin sastra. Kalau yang lain takut otak gue nggak sanggup. Kalau sastra kan setidaknya nggak bakal sesusah teknik atau lain-lainnya."
K: "Gue ikutan elo aja deh L, biar kita bisa se-gank lagi. Biar rame-rame lagi, ya nggak J?"
J: "Uhmm, gue sih bakalan ambil hukum."
K: "Lah, elo pisah dong dari kita berdua? Yaahhh.."
L: "Elo nggak takut hukum harus hapalin banyak peraturan? Kan ribet?"
J: "Well, gue nggak takut karena itu emang keinginan gue. Lagipula, gue emang pengen jadi pengacara."
L (senyum): "Elo emang keren yah J, beda ama gue, K dan jutaan anak Indonesia lainnya yang bahkan ampe udah kuliah pun belum bisa nentuin tujuan hidup atau cita-cita. Jadi nggak ada ambisi. Nggak ada totalitas. Nggak ada tekad sejak dini."
K: "Iya, J sih keren. Kalau kayak kita-kita sih....jangan-jangan ntar soal pemilihan mata kuliah aja masih berdasarkan dosen mana yang baik atau jahat, pelit nilai atau nggak, atau....mata kuliahnya sulit atau nggak."
J, K & L: "hahahahahaha, Indonesia....Indonesia..."




CONVO V
M: "Eh, ada si N tuh lewat kecengan elo!"
O (bergegas mematikan puntung rokok): "Mati gue! Si N lihat nggak tadi gue ngerokok?"
M: "Kalau ngelihat kenapa emang?"
O: "Gue nggak mau kelihatan bandel aja di depan mata dia. Sh*t, mana gue lagi pake tank top doang lagi!"
M: "Lah, kan elo emang ngerokok dan berpenampilan terbuka, masa elo mau pura-pura jadi alim mendadak depan mata dia?"
O: "Yah, gw pengen dia berpikir gue itu cewek banget."
M: "Astaga, ini penyakit cewek-cewek Indonesia. Takut terlihat buruk dan lebih memilih untuk terlihat kayak si bawang putih dalam sinetron-sinetron. Padahal banyak juga yang hobi gosip ampe ngata-ngatain orang, nelikung, nusuk dari belakang, di depan lain di belakang lain, aslinya nyinyir dan lain-lain... Berani tampilin yang buruk-buruknya kek!"
O: "Cck! Diem lo! Namanya juga cewek!"



CONVO VI
P: "Jadi orang tuh simple aja deh kayak gue!"
Q: "Maksud elo simple?"
P: "Yah, gue sih males menanggapi sesuatu dengan rumit-rumit. Dari mulai penampilan sampai gaya berpikir gue itu simple. Ngapain segalanya dibawa pusing? Semuanya bisa dibawa sederhana kok."
Q: "Simplicity bores me to death.."
P: "Lah, lo kok aneh gak suka yang simple-simple?"
Q: "Karena orang simple itu membosankan. Cuma suka yang mudah-mudah. Kalau dalam soal strategi, bisa ditebak langkahnya dengan mudah. Kalau dalam soal pemikiran, bisa ditebak prinsipnya gitu-gitu aja. Kalau dalam soal cinta, bukan seseorang yang bisa membuat benar-benar penasaran. Dan mungkin orang simple menjadi simple karena nggak suka tantangan rumit, jadi berkembang di lingkungan juga yang mikir gampang-gampang aja.."
P: "Dengan kata lain, elo menggambarkan orang yang mencitrakan diri simple sebagai orang gak cerdas-cerdas banget? Gitu maksud elo hah?!"
Q: "Gak sih, cuman.....bukan seperti sebuah misteri yang perlu dipecahkan. Tapi yah mungkin ini gue sih...karena gua anggap misteri itu indah dan gaya berpikir rumit itu membawa orang untuk bisa berpikir lebih luas. Well...tapi yah untuk menghadapi orang simple kita nggak butuh banyak tenaga, hadapin juga dengan simple. Kalau orang rumit, baru pakai strategi.Well, tapi banyak juga sih hal-hal yang bisa diselesaikan dengan cara-cara simple."
P: "Yang gue tangkap, bagi elo orang simple itu nggak keren?!"
Q: "Bukan, tapi nggak istimewa..well, ya itu tadi, membosankan. Hehehe.."




*bersambung*








































Tuesday, April 23, 2013

LOVE GAME, PLAYER & PLAYERETTE



I heard you're a player so let's play a game.
Lets sweet talk and play fight.
Lets talk 24/7 and tell each other good morning and goodnight everyday.
Lets take walks together.
Lets give each other nicknames.
Let's hangout with each others friends.
Lets go out on dates.
Lets talk on the phone all night long.
Lets hold each other and hug and kiss.
And whoever falls in love first? LOSES.
- Unknown.



"The score never interested me, only the game" ~ Mae West


Pertama-tama, maafkan kesotoyan gue di sini. Ini hanya sebuah tulisan iseng di waktu luang dan bukan berarti mencerminkan diri gue but hey.. let's talk about "love game", it's fun! *wink*

Baru-baru ini teman gue (laki) membuat sebuah status BBM yang membuat diri gue ketawa terpingkal-pingkal. Teman gue ini orangnya memang lucu banget dan betawi abis, so..gue ketawa bukan karena sinis, tapi beneran ketawa pas dia bilang, "saking player-nya gue, mantan cewek gue pas diputusin pernah ngancam mau minum rinso (detergen)". Itu jawaban dia atas pertanyaan gue, "apa yang membuat elo ngerasa kalo elo itu player?".

Sejujurnya belakangan bagi gue kata "player" atau "playerette" menjadi semakin basi. Sepertinya semua anak jaman sekarang itu player/playerette wannabe. Wajar sih, karena kalo laki pinter-pinter, cap "player" itu justru akan ngebuat laki semakin menarik di mata cewek. Kenapa? Cowok player itu mengandung "tes", "usaha", "gengsi", "kompetisi" dan "siksaan batin" di mata cewek (semua yang cewek mau). Mostly bahkan player itu sebenarnya bagi gue lebih mengerti cewek dibanding cowok-cowok lainnya. Gak semua sih, tapi rata-rata. Apalagi kalo yang bisa mainin cewek tanpa iming-iming wajah keren atau harta. Pinter berarti!

Nah, cewek....ini makhluk yang gak perlu ngebuat elo ngerasa bingung sih sebenarnya. Cewek gak serumit itu, kecuali elo berhadapan dengan yang deep thinker dan freaking smart (yang bisa ngebuat dia berpotensi jadi female stud). Cewek itu apa sih....mostly cewek ngimpinya mau punya cowok cakep, tajir, alim. Coba perhatiin kata ketiga, ALIM. Kata lainnya baik-baik, atau gak macem-macem, atau gak suka mainin hati cewek, atau setia, atau apalah yang ngebuat cewek ngerasa dia bisa tenang (secara perasaan). Tapi apa benar apa yang cewek mau itu adalah apa yang ngebuat cewek paling senang? Tunggu dulu, gw dari dulu tahu itu bullshit-nya sinetron dan dongeng masa kecil kayak Cinderella dan CS-an-nya. Gue mau cerita ke elo-elo, satu dari sekian kasus yang selalu gue temui dari cewek-cewek pada umumnya.

Gue punya teman cewek, sebut aja inisialnya CWR. Ketika gue kenal dia, ini cewek luar biasa kalem. Berkali-kali menegaskan ke gue kalau dia mau cowok baik-baik dan bakal jadi imam dia nantinya, dan jelas..berkali-kali pula gue bilang ke dia, "yang bakal jadi cinta paling berkesan di hidup elo dan ngebuat elo 'lebih hidup' justru itu cowok player, soalnya hidup elo monoton". Keukeuh dia bantah gue. Menurut dia, gak ada celah atau sedikit pun bau-bau ke arah sana. Dia tegas menolak cowok brengsek masuk ke kehidupan dia. Lalu datanglah suatu waktu dimana ada seorang cowok berkenalan ama dia, sebut aja BDL. Ini cowok kenalan ama dia baik-baik banget memang dan sangaaaattt manissss. Dalam hati, gue udah tahu kalo itu cowok player (bukan kelas kakap tapi lumayanlah), tapi gue nggak ngasih tahu dia. Kata-kata yang selalu gue bilang ke si CWR hanyalah, "hey girl, be smart!" tiap kali dia cerita soal BDL. Semakin lama pun semakin terkuak kalau BDL itu brengsek, dan gue cuman senyam-senyum. Apa yang terjadi? Si CWR ini padahal juga baru kenalan sama cowok baik-baik rajin sholat dan beneran alim, tapi si CWR gak bisa lepas dari BDL dan cuekin si cowok alim. Pas putus (dengan kata-kata kejam banget dari si BDL), si CWR nangis-nangis berjam-jam di lantai dan bilang ke gue "hidupnya sudah habis" sampai ketiduran di lantai kamar dan tidur sesenggukan.

Waktu dia bilang gitu, gw masih santai, bilang sama si CWR, "elo dengar kata-kata gue sekarang, kata-kata elo bakal meluap dalam waktu dekat, dan justru elo bakal ngetawain sikap elo sekarang ke depannya". Dia sotoy ama gue, bilang bahwa gak bakal kejadian dia move on. Tapi yang gue pertaruhkan dalam hati benar terjadi. Gue suka ngumpanin dia dengan kata-kata yang ngebuat dia liat cowok-cowok lain setelah itu, kayak "hey, look at that hottie with his nice ass!" atau "he's hitting on you, babe!" atau "he's a f*cking hot jerk, isn't he?!". Dan saudara-saudara, gak sampai dua minggu si CWR udah lupa total (well, gak total sih tapi 90%) sama si BDL. Dia naksir player lainnya. Hahahaha! Sebelumnya juga gue pernah buat teman cewek gue, RL yang tengah depresi berat perasaan kayak mau mati, dalam sehari lupa ama mantannya dengan party gila dan kenalan ama cowok lain. Itulah cewek. Selalu merasa kalau putus dari cowok yang disuka itu hidup buntu. Perasaan mati total. Meh!

Satu hal yang harus dilakukan cewek kalau putus, nangis dan diam-lah di kamar 3 hari berturut-turut, dengar musik mellow yang buat elo bak abege alay galau pengen koit tapi takut. Puas-puasin diri elo selama 3 hari itu dengan nangis bombay dan mengutuk si laki yang mutusin elo, buat puisi dan sajak kebencian atau sumpah serapah atau kepiluan dari hati terdalam, atau bahkan kalo mendadak jadi pengarang lagu juga gak apa-apa. Tapi setelah 3 hari, kompres mata elo dengan kompres mata dingin (suka dijual deh masker mata di toko2 kecantikan), pake masker atau ke tempat facial, atau elo ke salon, cantik-cantikin diri dengan hair spa, manicure & pedicure dengan warna lucu-lucu atau yang ngebuat elo ngerasa seksi, belanja baju warna-warni seksi, dan gaul lah ama teman-teman cewek gila elo dan pergi ke sarang cowok atau tempat dimana elo punya potensi kenalan laki baru. Hehehe.. Tapi ada kuncinya bos, benar-benar dinikmatin yah menggilanya. Misal, elo clubbing, yah beneran perginya ke tempat yang musiknya enak dan dance-lah sepuasnya lalu flirting-lah iseng-iseng ama cowok-cowok menarik di sana, kalo perlu taruhan sama teman-teman cewek elo. Biasanya itu bakal jadi hari seru. Gue bilang ini khusus buat cewek-cewek yang suka ngerasa seratus persen yakin bahwa dia cinta mati sama mantannya dan nggak tahu kalau sebenarnya itu cuman momentuman aja. Perasaan yang bisa dikubur karena euforia rasa suka lebay yang ngebuat cewek ngerasa "wah ini cinta!" padahal dia nggak paham kalau itu bukan beneran cinta. ;) Tapi meski begitu buat yang putus karena beneran cinta, yang tunggu sebulan - dua bulan - tiga bulan juga sama. Intinya harus menemukan lingkungan baru dimana elo berpotensi kenalan dengan orang-orang baru dan lawan jenis baru, biar hidup berasa 'restart' lagi. Awalnya yang kayak gini seringnya dapat rebound dulu, baru bisa benar-benar move on. Tapi intinya, hidup itu tidak berhenti saat elo putus, trust me!

Nah, kembali ke perkara laki player. Kenapa gue bilang laki player lebih mengerti wanita dibanding cowok lainnya? Kenapa? Cowok suka bilang wanita susah dimengerti, benar-benar abstrak. Tapi tahukah kalian kalau wanita itu justru tidak benar-benar mengerti perasaan mereka sendiri, bukan karena tidak bisa dipahami. Ada cowok yang dengan yakinnya bilang "cewek mah yang penting didengar". Sok tahu! :p Cowok yang all ears gitu menarik di awal, tapi lama-lama elo bakalan jadi brotha, daddy, bahkan bantal doang. Elo kayak temen mereka yang bisa dijadiin tong sampah curhatan, hingga akhirnya muncullah friendzone. Karena cewek pada dasarnya itu demen menyakitin perasaan sendiri (masokis hati). Semakin cowok itu tidak tertebak, tidak melakukan apa yang sesuai keinginan mereka, tidak berada dalam kontrol mereka, semakin cewek itu geregetan - penasaran. Lalu muncullah drama ngambek-ngembek, nangis-nangis, dan kata-kata serupa dizolimin terlempar ke wajah laki (bumbu menarik dalam hubungan, biar kayak pilem-pilem drama romantis). Nah, baru laki yang pinter harusnya bereaksi. Karena kalo elo cuek-cuek terus juga mereka akan ngerasa gak ada harganya. Cewek itu makhluk narsis saudara-saudara. Cewek itu narsis, masokis hati, kompetitif terselubung, suka ama cowok yang bisa ngebuat dia ngerasa sangat wanita namun juga dalam waktu bersamaan ngebuat dia insecure dengan posisinya sebagai satu-satunya di hati elo. Dan yang jelas, SEMUA CEWEK DEMEN DRAMA. Bullshit aja kalo mereka bilang mereka maunya yang simple-simple aja. Elo sesekali cemburu juga buat mereka senang. Elo sesekali manjain juga buat mereka senang. Tapi kuncinya, tambahin bumbu drama. Hubungan mulus dan kalo elo ada di kontrol dia juga gak akan menarik. Mereka bisa mendadak males dandan pas ketemu elo (karena gak ada tantangannya lagi) dan jadi mudah bosen. Harus ada naik-turun. Cuek-manis-cuek-cuek-manis-cuek-manis-manis-cuek. Ibarat seks, kalo sesekali rada rough kan justru menarik dibanding manis mulu, sesekali manjat-manjat, bengkok-bengkok kan lebih menarik dibanding missionary mulu. Hehehe.. Oh, dan semakin elo jago ngomong (jago analisis) semakin bagus posisi tawar elo. Cowok jago ngomong itu pada dasarnya langsung punya 75% peluang untuk dapatin cewek, asal gak lebay dan kebanyakan ngomong jadinya. Plus, tahu caranya entertain cewek lahh yahhhh... ;)

Semua yang gue bilang di atas itu belum tentu komplit ada di diri non player. Hanya player yang alam bawah sadarnya bisa begini, sementara yang non player, sibuk ngebuat diri terlihat bak laki 'maha romantis-maha pendengar' di depan cewek (akibatnya lama-lama cewek kehilangan greget atau mudah teralihkan ama cowok yang bawaannya emang flirtatious). Kalo player, mungkin gak benar-benar tahu apa yang si cewek mau, tapi tanpa sadar atau dengan tujuan ngombang-ngambingin perasaan cewek, ngebuat cewek beneran bertanya-tanya dan penasaran, akibatnya jadi beneran jatuh dalam love game si laki. Kemudian ramailah dunia percintaan. Mungkin gak semua, tapi percayalah...rata-rata cewek justru memiliki potensi 'belok duluan' kalo cowok lurus-lurus aja (apalagi disulut ama muncul cowok pede lain yang godain mereka mulu, habislah sudah). Elo mau buat cewek benar-benar bertekuk lutut, elo harus sangat cerdas or at least punya pembawaan player dari sonohnya. Sementara buat cewek yang udah sempat bertekuk lutut, lakukan jurus move on seperti di atas yang gue bilang. Cari lingkungan baru dan rajin-rajin mencantikkan diri lalu bersenang-senang jangan tanggung-tanggung. Itulah kalo mau survive di love game.

LALU....gue masuk ke hal yang banyak cowok remehkan. Playerette! Dalam love game, selalu ada potensi alpha female. Smart women, hot, do fuck and run, etc. Ngebuat cowok kehilangan harga diri sebagai pihak yang harusnya menjadi penjahat dalam hubungan asmara (menurut kitab suci laki). Well, yang kayak gini terlalu dominan. Cowok modern bakal ngeliat ini super hot, mereka ngebayangin hal-hal kinky dari si cewek dan sex yang super panas. Tapi hal kayak gini udah biasa. Malah mungkin cowok gak bakalan awet secara perasaan kecuali yang sudah sangat nge-barat meski di luar sekalipun. Itu pun gue yakin jumlahnya sangat dikit karena cewek kayak gini masuknya banyakan hanya ke fantasi seksual mereka (cocoknya sebagai fuck buddy).

Gue pernah bilang kayaknya (di twitter yah?) kalo playerette itu paling berbahaya yang smart, a deep thinker & a mind-reader. Ini sangat-sangat bahaya, bisa lebih bahaya dari laki. Model kayak gini tahu bagaimana memainkan sisi feminim dan liar bersamaan. Bisa menunjukkan sisi menjadi sangat wanita dan keibuan, bisa juga liar di atas tempat tidur dan punya mata & gesture menggoda, namun bisa juga lawan diskusi yang panas namun pintar memainkan ego agar pria tidak tidak merasa kalah. Secara yah...dia tahu benar kalau laki normal bisa jatuh di tangan wanita. TOTAL.

Yang kayak gini bisa beradaptasi dengan tipikal pria yang lagi dihadapi, misal ketemu yang rada konservatif maka dia bisa bersikap manis-manis dan sangat wanita. Berhadapan dengan pria gaul penyuka wanita-wanita lucu, bisa bersikap sedikit manja-manja dan manis. Berhadapan dengan pria sangat modern bisa menjadi liar to the max. Berhadapan dengan player kelas teri (yang suka deklarasi diri player) dengan sok-sok takhluk namun perlahan mengikat secara emosi, atau sering-seringlah pura-pura bego seolah banyak yang gak dimengerti - hingga si laki ngerasa jauh lebih bisa dan keluarlah sikap sok-sok laki pahlawannya (ngerasa dibutuhin banget bow, perkasa!). Sedangkan berhadapan dengan player yang tersembunyi (doi hati-hati karena pintar) dengan banyak bermain mind-games, sedikit misterius, tidak meledak secara emosi, menyisipkan memori manis dan liar secara diam-diam namun juga tetap sangat wanita. Berpura-pura mengikuti alurnya. Discreet. TAPI, kalau elo lebih cerdas lagi, elo bisa bawa mereka menemukan diri elo yang sebenarnya dengan perlahan dan justru membawa mereka ke apa yang elo mau. Intinya siy (katanya loh yah...katanya) play it carefully. Analisis dulu dengan cepat. Secara cowok juga harga dirinya tinggi, sepintar apapun elo, kalau tahu dia salah memberi informasi atau pengetahuan tentang sesuatu, jangan senyum sinis, tertawa atau bersikap sotoy ngoreksi mereka. Ntar doi ngerasa terpukul dan ketakutan ama elo. Cowok kan gitu...ngakunya suka ama yang cerdas padahal kalo berhadapan sama yang lebih banyak tahu dari dia, ngerasa tertindas dari dalam. Kekuatan dan otak itu adalah dua modal yang cowok (biasanya) mau milik mereka harus diatas cewek. Dan umumnya di Indonesia, masih banyak cowok yang niatan merit ama pasangan yang benar-benar menjadi 'wanita' dalam rumah tangga, traditionally speaking. Pahamlah...meski mereka yang ngaku-ngaku modern sekalipun.

Playerette seperti di atas seram loh. Mereka jarang declare diri mereka sudah terikat meskipun mungkin justru ikatannya banyak dan gak kelihatan massa. Kalaupun declare diri sudah terikat, seakan-akan disiksa secara mental ama pasangannya dan dia selalu tertekan, butuh pertolongan. Mereka juga bisa terlihat mudah galau dan sok romantis padahal mungkin biar sedikit terlihat feminim dan seolah wanita yang bisa dijadikan mangsa laki untuk disakitin. Sama cowok kalau udah dekat, suka sok kelihatan takhluk mentah-mentah, kayak falling in love padahal mungkin cuma strategi terlihat 'sudah dalam genggaman'. Biasanya yang begini kalo game-nya belum selesai terus si laki keluar, dia bisa sangat-sangat gelisah. Harus benar-benar selesai dulu sampai dia jadi a leaver dan bukan a leavee. Secara sexual, bisa saja di depan laki tertentu memberikan kesan amatir (nurut aja disuruh melakukan apapun tapi juga senyum malu-malu, jadi gemesin kesannya), ke cowok tertentu ngeluarin potensi ganasnya (dominan dan bisa ngasih instruksi plus evaluatif). Tapi pokoknya, hampir seluruh cowok yang kena ama dia, rata-rata bakalan kena banget. Nah, ini cewek mengerikan dalam love game, saudara-saudara. Salah satu contohnya yang emang playerette adalah seseorang yang gue kenal sih makanya gue tahu banget ciri-cirinya. Doi rada sinting emang saking moody-nya dan suka tantangan-nya. Oh well...

Sekali lagi, maafkan jika tulisan di atas sangat terlihat sotoy. Namanya juga pendapat gue pribadi, bukan mencerminkan diri gue tapi hanya berdasarkan pengamatan. Secara gue justru malah seringnya korban, hikss.. (T___T). Hehehe... Well, meski begitu.. nikmatilah love game pada masanya, dan seriuslah pada waktunya. Semua orang harus memiliki pengalaman disakitin dan menyakitin untuk lebih pintar ke depannya. Bukan dewasa yah, pintar. Kalo gue bilang biar makin dewasa ntar gue terdengar serupa Mario Teguh. Errr....

Well, cheers, all!




~dc~